SEJARAH IDEOLOGI KOMUNISME
Oleh
: Miftah awaludin Najib
adalah sebuah
ideology yang digagas atau hasil pemikiran karl marx adanya salah satu hasil
karyanya yang paling monutemental adalah
“ manifesto of the comunis party” dimana konsep pemikiran politik karl marx
ialah tentang “Materialisme historist”,menurut marx umat mansia selalu diwarnai faktor- faktor
kebendaan, awal sejarah manusia di mulai dengan adanya pemilikan pribadi (
private ownership) yang kemudian menimbulkan pertarungan memperebutkan
materi atau kekayaan ekonomi. Materi
atau bendalah yang menjadi faktor
konstitutif proses sosial politik
historis kemanusiaan.Marx menyangkal
argument Hegel maupun max weber yang melihat faktor non bendawi (spirit) dan
gagasan (idea) berpengaruh menentukan
sejarah, inilah faham materialism sejarah marx
Memahami
pemikiran materialism sejarah marx
atau historical materialism tidak
bisa dilepaskan dari pemikiran dialektika, konsep ini menpati posisi sentral
dalam tradisi pemikiran marxis. Dalam merumuskan gagasannya tentang dialektika
marx memperoleh inspirasi dari gurunya hegel, maka tidak berleihan jika tidak
berlebihan untuk dikatakan bahwa substans dialektika marx taklain merupakan penjungkirbalikaan dari
dialektika Hegel. Ini bisa di mengerti
karena Marx, seperti diakhirnya sendiri, sangat terpengaruhi dengan filosof
jerman itu. Bahkan di masa mudanya dengan bangga Marx mengakui dirinya
sendirian Hegelian.
Berdasarkan
gagasan di atas, Marx dan Engles seperti di tulis Lauer merumuskan beberapa
premis teoritis yang merupakan inti dari pemikiran materialism sejarah. Premis
itu adalah : pertama sebab-sebab terjadinya perubahan dan proses sejarah terus
dilacak dalam bentuk-bentuk dan cara produksi ekonomi masyarakat dan bukan
dalam gagasan atau filsafat. Bukakanlah cara berfikir manusia yang menentukan
perubahan sosial sejarah, melainkan bagaimana hubungan-hubungan produksi
materialnya. Marx mengatakan “Social existence determines social consciousness”
(keberadaan sosial seorang menentukan kesadaran sosialnya), kedua setiap
masyarakat selalu di cirikan oleh adanya infrastruktur dan suprastruktur.
Infrastruktur menentukan suprastruktur. Bukan sebaliknya. Ketiga perubahan disebabkan
oleh adanya antagonism, kontradiksi kelas sosial atau proses dialektis antara
kekuatan-kekuatan dan hubungan-hubungan produksi.
Masyarakat
kapitalis melahirkan kondisi-kondisi yang material pada akhirnya menghancurkan
masyarakat tersebut karena dalam masyarakat kapitalis menurut Marx selalu
kontradiksi internal (Internal Contradiction). Yaitu pertarungan antara atau
konflik tak pernah henti antara kekuatan-kekuatan sosial yang terdapat dalam
masyarakat kapitalis itu sendiri. Perkembangan dialektis dengan demikian
berarti bahwa kontradiksi dalam masyarakat kapitalis tidak berasal dari
kekuatan diluar masyarakat itu melainkan di dalam tubuhnya sendiri semua ini di
simpulkan oleh Lauer. Kelima kontadiksi antara kekuatan-kekuatan dan
hubungan-hubungan produksi termanifestasi dalam bentuk konflik kelas. Konflik
kelas ini berlangsung dalam semua sejarah manusia. Marx mengatakan bahwa
sejarah seluruh masyarakat yang ada (sejak dahulu sampai sekarang) tidak lain
adalah sejarah perjuangan kelas dalam masyarakat kapitalis, kelas yang selalu
berseteru itu adalah kelas borjuis – kapitalis dan kelas proletariat. Kelas
borjuis kapitalis dicirikan oleh kekuasaan yang dominan terhadap Negara, alat
dan cara produksi serta kapital sedangkan kelas proletariat tidak memiliki
apa-apa kecuali tenaga kerja.
1.
Negara Sebagai Alat Penindasan
Marx
berpendapat bahwa hubungan antara kelas proletar dan borjuis kapitalis sangat
bersifat exploitatif dan antagonistik. Kelas ploretariat selalu dalam kondisi
diejuis eksploitasi kelas borjuis kapitalis, keadaan ini melahirkan kondisi dimana kelas proletar
merasa teralienasi (alienated) dari lingkungan sosialnya sendiri. Tidak ada formula ntuk menentang terjadinya
perubahan struktural dalam mayarakat
kapitalis kecuali kaum proletar berevolusi menentng kaum borjuasi. Perubahan
sosial haru dilakukan dengan cara kekerasan, kelas proletar harus merebut
hegemoni kaum kapitalis atas alat-alat produksi, Negara dan kapitalisme.
Ada beberapa
alasan mengapa Marx begitu skeptis terhadap Negara atara lain:
·
Eksploitasi Negara terhadap kelas proletar yang dilakukan oleh kaum
borjuasi kapitalis.
·
Negara dijadikan alat atau instrument penindasan trhadap kaum
proletar.
·
Negara semata mata digunakan hanya untuk memertahankan Status Quo
·
Negara dijadikan alat untuk melakukan hegemoni ekonomi
·
Kaum proletar tidak memilikia akses sedikitpun terhadap Negara
Negara demikian dalam pandangan Marx diibaratkan sebagai monster
jahatatau menurut istilah Hobbes disebut
leviathan sejenis makhluk ganas pemakan makhluk hidup lainnya.
Mungkin kita perlu memahami pemikiran Negara Marx dengan melihat
konteks sosial historis ketika Marx hidup. Marx adalah manusia eropa abad 18
yang peradaban indusrialisasinya cenderung menunjukkan keberpihakkan terhadap
kaum minoritas kaum borjuasi kapitalis dan menyengsarakan kaum mayoritas yakni
kaum proletar. Inilah mungkin mengapa marx melihat Negara sebagai alat kaum
borjuasi semata.
Persoalan marx terhadap eksistensi Negara karena ia juga merasa
lembaga itu tidak ada gunanya bila cita- cita kelas proletar atau masyarakt
tanpa kelas tercapai, marx berfikir
apakah aparat kepolisian atau Negara yang koersif tetap diperlukan bila alam mayarakat tidak
lagi terdapat antagonism kelas. Tidak terjadi pertarngan memperebutkan
pekerjaan, alat- alat produksi , kejahatan sosial karena semua anggota
masyarakat telah meraskan kehidupan sejahtera sama rata dan sama rasa, karena
itu yang menjadi prioritas pertama perjuangan kelas proletar buanlah menciptakkan Negara melainkan
menciptakkan masyarakat tanpa kelas, dengan
masyarakat tanpa kelas Negara dengan sendirinya akan lenyap tanpa
dihancurkan. Inilah poses sejarah yang disebut Marx proses “ lenyapnya Negara”
2.
Agama Candu Rakyat an Alat Penindasan
“ Religion is
the opium of the people” (agama adalah candu untuk
rakyat) ini merupakan kata-kata Marx ketika ia mengemukakan pandangan tentang
agama. Agama menina bobokkan dan meracuni rakyat, itu sebabnya lenin seorang
Marxist tulen menghendaki penghancuran semua lembga-lembaga dan doktrin
keagamaan ketika ia berkuasa di negaranya. Ada juga yang berpendapat bahw
stilah “candu” hanya ditujukkan pada
satu sekte atau agama tertentu (baca: protestan) jadi tidak semua agama menjadi
candu bagi rakyat. Kaum maxist yang lain menilai agama lebih bersifat netral.
Disisi lain
Marx menganggap agama muncul karena adanya perbedaan kelas- kelas sosial, atau
dengan kata lain agama adalah produk dari perbedaan kelas itu. Jadi selama
perbedaan kelas itu masih ada maka selama itu pula agama akan tetap ada. Agama perlu dilenyapkan karena agama
merupakan alat bagi kaum borjuasi atau kapitalis (kelas penindas) untuk
mengeksploitasi kelas pekerja atau proletar. Marx berpendapat bahwa Negara
menguakkan agama demi kepentingan mempertahankan kekuasaan atas kondisi
opressif kelas proletar. Agama digunakan oleh Negara agar rakyat tidak terlena
dan tidak berontak dan selalu patuh kepada penguasa Negara. Itulah fungsi
ekploitatif agama. Marx menunjukkan fakta-fakta sejarah yang membenarkan
pandangannya itu, ketika agama (Kristen) berkuasa di abad-abad pertengahan,
prinsip-prinsip soal Kristen dijadikan alat pembenaran perbudakan, agama
mensucikan perbudakan itu dan mempertahankan keberlangsungan penindasan
terhadap kelas proletariat. Bagi Marx dengan demikian agama merupakan
nilai-nilai yang membelenggu manusia dan mustahil memiliki semangat pembebasan
terhadap manusia.
maaf, anda terlambat mempublikasikan artikel
BalasHapus