Selasa, 23 Desember 2014

FILSAFAT YUNANI KUNO Dari Pra Sokrates hingga Sokrates,Plato dan Aristoteles Oleh: Muhamad Nurun Alan Nurin



FILSAFAT YUNANI KUNO
Dari Pra Sokrates hingga
Sokrates,Plato dan Aristoteles
Oleh:
Muhamad Nurun Alan Nurin

  
 
 Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang filsafat yunani kuno, ada sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu apa itu filsafat?
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang diturunkan dari kata kaerja filosofein, yang berarti: mencintai kebijaksanaan.  Akan tetapi arti kata ini belum menampakan haejat filsafat yang sebenarnya.  Sebab “mencintai” masih daoat dilakukan secara pasip saja.  Padahal dalam pengertian filosofien itu terkandung gagasan, bahwa orang yang mencintai kebijakan tadi, yaitu orang filsuf, dengan aktif berusaha memperoleh kebijaksanaan.  Oleh karena itu kata filsafat lebih mengandung arti “himbauan kepada kebijaksanaan”.  Dengan demikian jelaslah bahwa kebijaksanaan itu belum diraih, masih diusahakan.  Seorang filsuf adalah orang yang sedang mencari kebijaksanaan.
Setelah itu filsafat Yunani kuno di bagi menjadi dua yaitu:
1.       Pra sokrates
2.       Sokrates,Plato dan Aristoteles
1. Pra Sokrates
                Mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat.  Seperto yang telah dikemukakan didalam pendahaluan, filsafat dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama, yang memberitahukan tentang asal-mula segala sesuatu, baik dunia maupunn manusia.  Akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng-dongeng atau mite-mite itu, karena tidak dapat dibuktikan oleh akal.  Kebenarannya hanya dapat diterima oleh iman atau kepercayaan.  Para filsuf ini yang pertama adlah orang-orang yang mulai meragukan cerita mite-mite itu tidak dan mulai mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu tidak mungkin terjadi dengan tiba-tiba.  Kemenangan itu di peroleh secara berangsur-angsur, berjalan hingga berabad-abad.
                Awal pergumulan akal dengan mite-mite itu terjadi pada kira-kira abad ke-6 SM.  Pergumulan itu umpamanya demikian: Menurut mite pelangi atau bianglala adalah seorang dewa atau dewi.  Akan tetapi Xenophanes mengemukakan pendapatnya, bahwa pelangi adalah awanm sedang Anaxagoras berpendapat, bahwa pelangi adalah pemantulan mata hari pada awan.  Jelas pendapat kedua orang ini bukan karena mite, melainkan pengguna akal, yang mendekati gejala pelangi dengan pikirannya.  Pendekatan yang rasional demikian itu menghasilkan suatu pendapat yang dapat dikontrl, dapat diteliti akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.


Para pemikir filsafati yang pertama hidup di miletos. Kira –kira pada abad ke-6 SM. Bagaimana persisnya ajaran mereka, sukar ditetapkan, sebab sebelum plato tiada hasil karya para filsuf itu yang telah seutuhnya dibekukan.  Pengetahuan kita tentang apa yang telah mereka pikirkan, disimpulkan dari potongan-potongan, yang diberitakan oleh orang-orang yang hidup l ebih kemudian dari pada mereka.  Dapat kita katakann bahwa mereka adalah filsuf-filsuf alam, karena filsuf ini belum tertarik pada politik dan manusia melainkan pada alam(phusis).  Anggapannya manusia adalah sebagain dari alam, menjadi subjek dari hukum alam, karena itu mereka dikenal dengan filsuf alam.  Adapun yang dikenal dengan alam adalah(phusis) yaitu keseluruhan kenyataan hidup dan kenyataan badaniah, sehingga perhatian mereka dicurahkan pada apa yang dapat diamati, memiliki bentuk dan wujud yang nyata.
Orang pertama melakukan penyelidikan yang demikian adalah THALES(625-545 SM)
                Ia juga termaksud orang yang disebut “tujjuh orang bijak” pada waktu itu. (ketujuh orang bijak itu adalah: Thales,Miletos,Bias dari priene,pitakos dari Mytilene,Soloon dari Athena,Kleoboulos dari Lindos,Khilon dari Sparta, dan periandros
                Tidak banyak hal yang ketauhi tentang dia.  Hanya dapat dikatakan bahwa dialah agaknya orang yang meramalkan adanya gerhana matahari, yang memang terjadi [ada tahun +585 SM. Beliau juga aktif dalam politik dan penasehat raja.
Tokoh kedau yaitu NAXIMANDROS(+610-540SM)
                Berbeda dengan thales ia tidak mencari asas pertama segala sesuatu pada gejala-gejala alam.  Menurut dia,tidak mungkin bahwa asas pertama segala sesuatu adalah salah satu dari anasir-anasir  yang menyusun alam itu(Air).  Sebab seandainya bener bahwa air adalah asas pertama segala sesuatu, air harus didapatkan juga dimana-mana, harus meresapi segala sesuatu,juga api, juga hal kering dan lain sebagainya.  Padalah tidaklah demikian halnya.  Air adalah hal yang terbatas, ada anasir lain yang menajdi lawannya, yaitu anasir api.  Oleh karena asas pertama adalah asas yang menimbulkan segala sesuatu, maka asas haruslah yang lebih dalam dari pada anasir alam yang menyususnnya.
Tokoh ketiga yaitu PYTHAGORAS(+580-+500SM)
                Kira-kira 20 tahun ia berdiam di situ dan mendirikan suatu terakat ke agamaan.  Ia tidak menulis apapun, sebab ajarannya diberikan secara lisan dan bersifat rahasia.  Baru pada kira-kira pertengahanabad ke-5 SM terdengar pemberitaan tentang ajarannya.
                Ada dua hal yang besar sekali pengaruhnya, yaitu:
1.       Suatu ajaran rahasia dengan suatu kepercayaan
2.       Bahwa jiwa tidak dapat mati, dan usaha mempelajari ilmu pasti.
2. Masa SOKRATES
Sokrates hidup pada atahun 469-399 SM, Ia adalah filsuf yang tidak meninggalkan karya tertulis, sehingga pemikirannya pun dipelajari dari tulisan-tulisan muridnya, diantaranya plato.  Cicerro menyebut sokrates telah memindahkan filsafat dari langit ke bumi, yang berarti bahwa sasaran filsafat bukan lagi tentang alam dan isinya, tetapi kepada manusia.
Focus kajiannya tentang manusia, tidak mutlak dimiliki Sokratea, ada kelompok lain yang hidup pada masanya dan mengkaji hal tersebut, yaitu kaum sofis.  Sebutan kaum sofis mengalami perkembangan, sebelum abad ke-5 istilah tersebut bermakna sarjana, cendikiawan.  Pada abad ke-4 SM, istilah Sofis berarti guru yang berkeliling dan mengajar dari kota ke kota, sedangkan untuk sarjana dan cendikiawan dijuliki filosofis.  Selanjutnya sofis menjadi guru yang mengajar dan memungut bayaran atas ajaran mereka.  Kaum Sofis pada abad ke-4 SM berkembang pesaat pada masa Perikles (429 SM). Dalam ajarannya, kaum sofis sudah mengkaji tentang moral,negara, dan manusia. Diantara kaum sofis yang terkenal adalah protogoras dan Gorgias.
Sama halnya kaum Sofis, Sokrates pun memberikan ajaran secara berkeliling, perbedaanya adalah dai tidak memungut bayaran.  Ia tidak meninggalkan tulisan apapun, maka hanya dari tulisan-tulisan muridnya, diantaranya plato, dapat diperoleh informasi tentang ajarannya.  Sokrates memperkenalkan metode mengajar dialektika dan mengenalkan ara berpikir induksi untuk menari definisi umum.
2.PLATO
Plato lahir pada tahun (427-347)
Plato adalah murid yang paling sering mengutip Sokrates dalam karyanya.  Ia mendirikan sekolah “akademik” untuk menberikan pendidikan filsafat.  Umumnya karya Plato berbentuk dialog dengan menempatkan Sokrates sebagai tokoj utamanya, sehingga karya Plato dianggap sebagai monument Sokrates.
Terdapat banyak pemikiran plato, diantaranya adalah tentang negara, bahwa persoalan pokok negara adalah keselamatan orang yang diperintah, bukan yang memerintah.  Orang yang memerintah tidak diperkenalkan memiliki pribadi, dan wajib mengikuti pendidikan yang melebihi golongan lainnya.  Bentuk pemerintahan yang baik disesuaikan dengan kondisi negaranya, jika telah memilikinya undang-undang, maka monarki adalah yang terbaik, sedangkan demokrasi adalah yang terelek. Sebaliknya, ika belum memiliki undang-undang, demokrasi adalah yang baik, sedangkan monarki adalah yang jelek. Filsafat plato adalah jembatan atas pertentangan diantara para filsuf sebelum dia.
3. Filsuf ARISTOTELES
Aristoteles (384-322 SM) adalah murid plato sejak usia 18 tahun, selama 20 tahun ia berguru, hingga setelah plato wafat, ia kembali ke Maedonia dan mendidik pangeran Alexander, putra mahkota Macedonia. Setelah Alexander menjadi raja, dia kembali ke Athena dan mendirikan sekolah. Aristoteles memiliki pemikiran yang banyak dan beragam, diantaranya berbicara tentang logika, filsafat alam, psikologi, biologi, matefisikaetika, politik, ekonomi, retorika dan peotika. Aristoteles beranggapan bahwa negara berkewajiban memungkinkan hidup manusia yang lebih baik.

1 komentar: