Sabtu, 27 Desember 2014

Artikel
Misteri Kematian Alexander Agung[1]
Oleh : Yunda Anugrah Putri

          Alexander Agung dikenal sebagai seorang prajurit brilian dan ahli strategi namun ia juga terkenal dengan kesombonganya yang sanagt cepat mengubah teman-temannya menjadi musuh yang berujung dengan peperangan. Ketika ia meninggal pada 323 SM saat usianya menginjak 32 tahun terdapat dugaan bahwa sang penakluk ini benar benar dibunuh. Namun bukti yang menunjukan bahwa ia mati karena dibunuh tidak dijelaskan secara detail, ada pun bukti-bukti lain yang menjelaskan tentang kematian Alexander tidak dapat dipastikan relevansinya.
            Alexander Agung dilahirkan pada 356 SM di Mecedonia. Alexander lahir dari darah bangsawan ayahnya adalah Raja Philiph II dan ibunya Ratu Olimpiya, putrid dari raja Neoptolomeus.[2]
            Alexander menyelesaikan pendidikannya pada tahun 340 SM dan dilanjutkan ke pendidikan dibidang militer, Alexander sangat cepat naik pangkat dan memimpin Kavaleri Companion, Ketika ayahnya dibunuh oleh bangsawan dari Mecedonia pada tahun 366 SM ,Alexander langsung menduduki tahta kerajaan dengan dukungan dari para angkatan militer Alexander berhasil membunuh ahli-ahli waris yang lain sehingga ia berhasil menjadi raja.
            Sejak saat itu Alexander berangkat untuk menaklukan wilayah-wilayah di Yunani dan India Yang menjadikan namanya besar karena ia mamu menklukan wilayah yang sangat banyak. Selain menguasai wilayah Yunani dan India Alexander juga berhasil membentuk suatu kebudayaan baru dalam waktu yang relative singkat yaitu budaya Hellenis penggbungan kebudayaan Barat dari Yunani dan kebudayaan Timur dari India dan Persia.
            Alexander berangka untuk menaklukan Asia pada tahun 324 SM ia telah menaklukan Asia Kecil, Persia, dan wilayah Babilonia akbat dari penaklukan ini Alexander mendapatkan banyak musuh. Dalam penaklukannya di wilayah Yunani Alexander memiliki taktik politik yang sangat luarbiasa ia memanfaatkan stabilitas politik Yunani pasca perang Pelopenesos dan akhirnya berhasil menaklukan polis-polis yang kecil. Hingga pada tahun 338 terjadilah perjanjian Corintia yang menyatakan bahwa polis Sparta dan Athena tunduk dibawah kepemimpina Mecedonia.[3]
            Setelah penaklukan wilayah itu hubungan antar Alexander dan tentara Mecedonia memburuk karena Alexsander mulai berpihak keada tetara Persia yang akhirnya menimbulkan kesinisan dari tentara Mecedonia, untuk membuktikan kesetiaan Alexsander terhadap tentara tentara Mecedonia ia memerintahkan untuk mengeksekusi lebih dari selusin tentara Persia, namun hal ini tidak dapat memperbaiki hubungannya dengan dengan tentara Mecedonia diperparah lagi tentara Persia juga marah terhadap Alexsander. Selanjutnya ia menjadi paranoid dan sering Minum-minuman keras yang berlebihan dan mulai menuduh teman-temannya juga sekutu-sekutunya akan melakukan pemberontakan dan penghiantan. Pada bulan Juni tahun 323 SM Alexsander meninggal dunia setelah menguasai wilayah Punjab di India. Ia dan pasukannya Merasakan rindu pada Mecedonia karena telah lama berkelana Melakukan ekspansi penaklukan wilayah-wilayah ia meninggal dalam perjalanan menuju Mecedonia di wilayah Babilonia,sebelum itu pada bulan Mei Alexsander dilaporkan mengeluh merasa kurang baik hingga 10 hari kemudian ia demam dan terbaring di tempat tidurnya.
            Banyak sejarawan percaya kematiannya disebabkan oleh malaria atau typus, namun beberapa sejaran juga ada yang berpendapat bahwa ia mati Karena keracunan. Meskipun penyakit ini masuk akal namun perlu dicurigai bahwa gejala ini terjadi saat sedang ada festival ketika Alexsander berlebihan minum. Pada momen-momen keramaian itulah kemumgkinan sang Pembunuh  memiliki kesempatan yang sempurana untuk melakukan aksinya ada daftar panjang individu dengan motif cemburu karena mantan istri,seorang yang haus kekuasaan atau bahkan kelas bangsawan yang merasa khawatir akan di eksekusi oleh raja.
            [4]Sejarawan yang percaya akan pembunuhan Alexander menduga bahwa Antipater terlibat didalmnya. Antipater adalah seorang jendral pengadilan di pengadilan Alexander dan merupakan orang yang paling diuntungkan jika Alexander meninggal dan yang paling mnderita jika Alexander tetap hidup, karean Antipater percaya bahwa ia adalah orang pertama yang akan dibunuh oleh Alexander.
            Antipater tau bahwa jika Alexander mati sebelum waktunya ia akan mendapatkan kekuasaan di wilayah yunani dan itu lah yang benar-benar terjadi. Setelah kematian Alexander ia mendapat control kekuasaan di wilayah yunani . namun meskipun Antipater memilikin sarana,motif dan peluang tetapi tidak pernah ditemukan bukti-bukti yang mampu membuktikan kematian dai Alexander
            Setelah kematian Alexander polis-polis yunani ingin melepaskan diri ditambah dengan perebutan tahta Alexander, hingga akirnya mecedonia dibagi menjadi tiga dimana ketiganya mengembangkan kebudayaan-kebudayaan hellenisme yang telah diwariskan oleh Alexsander pada saat itu kekuasaan dipegang oleh Antigonius I (382-301) membentuk kerajaan Asia kecil, Asia Tengah, Mecedonia dan Yunani. Selanjutnya Seleucus (358-281) berkuasa di Babylonia dan sebuah pulau dekat India,dan Ptolemy(367-283) yang b


[1] Oleh Yunda Anugrah Putri Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA Jakarta tahun 2014
[2] Ahmad Sobirin,Intisari Sejarah Dunia, (Imperium :Yogyakarta),2014 ,hlm 105.
[3]  Desvian,Sejarah Eropa 1 ,(Mitra Abadi:Jakarta),2014,hlm,,10.
[4]   Op.Cit Ahmad Sobirin,Intisari Sejarah Dunia,(Imperium:Yogyakarta),2014,hlm 106.

2 komentar:

  1. terimakasih, maaf anda terlambat mempublikasikan artikel

    BalasHapus
  2. yahhh ibuuu gmna ini??? masih d terima ga artikelnya, maaf saya lupa tanggal mempulikasikannya :'(

    BalasHapus