Selasa, 23 Desember 2014

Perang Seratus Tahun



Perang Seratus Tahun
Oleh: Rian Ardinas Adha

    Sebuah konflik bersenjata sepanjang 116 tahun antara Kerajaan Inggris dan Perancis, yang berawal pada 1337 dan berakhir pada 1453.Meski perang ini berlangsung sepanjang masa kekuasaan lima raja Inggris dan lima raja Perancis (Valois), masa ini bukanlah peperangan yang terjadi terus-menerus, melainkan rangkaian kampanye yang dipisahkan kadang oleh masagencatan senjata yang panjang atau konflik bertekanan tinggi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Perang ini kebanyakan terjadi di Perancis, dan meski ia mirip sebuah perang saudara Perancis maupun konflik internasional,. Perang ini penting karena penggunaan senjata dan taktik baru yang mengakhiri zaman ksatria, kehadiran pasukan tentara pertama di Eropa Barat sejak masa Kekaisaran Romawi Timur, perubahan dalam peran para orang-orang bijak dan rakyat miskin, dan perkembangan penting dalam pertumbuhan bangsa dan monarki baru secara rata-rata. Perang ini sering dipandang sebagai salah satu konflik terpenting dalam peperangan zaman pertengahan.
Setelah raja terakhir Prancis dari keturunan langsung Capet meninggal pada 1328 M, raja Inggris Edward III, yang telah menguasai wilayah yang besar di Prancis, mengklaim sebagai penguasa seluruh wilayah Prancis sebagai raja Prancis serta raja Inggris. Ia memanfaatkan kondisi Prancis yang sedang tanpa pemimpin. Pada masa ini Edward III sendiri baru berusia delapan belas tahun.
Perang pun pecah pada 1338 M. Menghadapai ancaman Inggris, para lord Prancis memilih seorang raja baru untuk memimpin mereka melawan pasukan Inggria. Sayangnya, raja terpilih bukanlah orang yang cakap sehingga pada awalnya justru Inggris yang mampu memenangkan beberapa pertempuran besar. Semakin lama jutru semakin banyak wilayah Prancis yang direbut Inggris, dan wilayah yang dikuasai kerajaan Prancis hanya menyisakan sedikit kawasan di Prancis utara.[1]
Meskipun demikian, Prancis terus melawan dan peperangan terus berlanjut, bahkan setelah Edward III meninggal pada 1377 M. Sebagian karena Maut Hitam, kedua belah pihak tidak mampu untuk sepenuhnya mengakhiri peperangan. Di bawah raja baru mereka yang masih muda, Henry V, Inggris memenangkan pertempuran besar di Agincourt pada 1415 M, di mana Henry menggunakan senjata baru, meriam, yang amat membantunya memperoleh kemenangan.
Inggris berhasil merebut hampir seluruh wilayah Prancis. Akan tetapi Henry V mati muda di Paris. Setelah kematiannya, Prancis mulai mengalami kebangkitan dengan munculnya seorang perempuan bernama Jean, yang mengaku mendengar suara Tuhan di ladang ketika sedang menggembalakan domba ayahnya. Ia mengklaim bahwa Tuhan menyuruhnya mempimpin pasukan Prancis melawan Inggris. Maka Jean pun meninggalkan desanya yang disebut Arc dan mendatangi pasukan Prancis.
Pada awalnya Jean ditertawakan oleh para tentara, yang tidak percaya bahwa Jean dapat memimpin pasukan. Namun Jean akhirnya berhasil memimpin mereka, dan di bawah kepimpinpinanya, pasukan Prancis memperoleh banyak kemenangan. Ia berhasil merebut kembali kota Orleans dan Reims, serta kota-kota lainnya, demi raja Prancis, Charles VII. Sayangnya, ia kemudian ditangkap dan ditawan oleh pasukan Inggris. Pasukan Inggris menuduh Jean sebagai penyihir, dan, setelah melalui pengadilan yang panjang, membakarnya hidup-hidup di Rouen pada 1431 M.
Meskipun kehilangan Jean, Prancis terus memperoleh kemenangan dalam peperangan ini, dan pada 1453 M raja Inggris Henry VI (putra Henry V) menyerah kepada Prancis. Ia melepaskan seluruh wilayah kekuasaannya di Prancis kecuali pelabuhan di Calais.[2]
Di masa genting itulah sosok perempuan muda dari Lorraine yang sanggup memimpin pasukan inggirs .dan gadis ini di juluki sebagai la pucelle yang berarti sang dara/ sang perawandan ia adalah pahlwan dari kerajaan perancis.pada tahun 1429,Jeane mengirim raja Charles VII untuk megirim ke pertempuran.Dia mengangkat moral pasukan perancis untuk menyerang inggris di Redoubts serta memaksanya inggris keluar dari tanah perancis.dengan kemenangan demi kemenangan di persembahkan oleh perempuan tersebut makal membuka jalan bagi Dauphin untuk data kekota Reims untuk penobatan sebagai raja Charles VII.
Setelah jeanne ditangkap pada tahun 1430 oleh orang inggris perancis melakukan beberapa perundingan dengan inggris dengan di pimpin oleh kedua raja tersebut  yang dari inggris di pimipin oleh raja Henry VI, anak dari Henry V dan menghasil satu keputusan yaitu seperti perundingan genjatan senjata panjang yang telah terjadi dan peradamaian tercapai .perang benar-benar telah berakhir pada tahun 1453.perang terakhri dari rangkaian  perang seratus tahun tersebut inggris dan perancis membutuhkan watuk yang sangat lama sekitar lebih dari 25 tahun.
Selama rangakian perang seratus tahun tersebut atau yang di sebut juga perang saaudara ini memakan korban jiwa dari kedua belah pihak tidak terhitung lagi jumlah nya .perang ini juga telah mengguncang ekonomi kedua kerajaan serta telah menjadi bukti tetang dasyat nya peang di abad ke 14 yang terjadi di eropa barat dan perang ini telah muncul legenda kepahlawanan Jeanne d’Arc yang telah di kenang berabad-abad di seantero dunia.[3]




[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Seratus_Tahun
[2] http://id.wikibooks.org/wiki/Abad_Pertengahan/Sejarah/Akhir/Perang_Seratus_Tahun
[3] Astri D.H & Faisal A.Nadif SEJARAH PERANG-PERANG BESAR DI DUNIA (FAMILIA Mraen Gang Mawar No.115 Sendangadi Mlati Sleman Yogyakarta,Februari 2011) hlm 71-73

3 komentar: