LAHIR NYA FILSAFAT LAHIR NYA KEBEBASAN BERPIKIR
0leh Dhanu Wibowo
0leh Dhanu Wibowo
Masyarakat yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa
segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada
mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir
(logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber
dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah
abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos.
Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang pencipta alam semesta ini,
jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini
sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk
menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya
mitologi.upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan
berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa
ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia.[1]
Pelaku
filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal
dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat itu sendiri. Di dalam sejarah
filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah
berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama
menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan
berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang
dimaksud dengan akal disini ialah akal logis yang bertempat di kepala,
sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal
itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang disebut filsafat,
sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan supralogis yang
disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri umum filsafat
yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada
orang-orang sofis.[2]
Dalam
sejarah filsafat biasanay filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal
sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam
pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Pada masa itu ada
keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta dengan
penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.
Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari
keterangan melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya
apakah sebetulnya alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka
warna ynag ada dalam alam ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka
mencari inti alam, dengan istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).[3]
Terdapat tiga faktor yang menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa
yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos
tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara
kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti
syair karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2. Karya
sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai
edukatif.
3. Pengaruh
ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah
sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan
pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan
adanya ketiga faktor tersebut, kedudukan mitos digeser oleh logos
(akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.
Periode
yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli
pikir alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang
diamati sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala
alam yang bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak
berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam
semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala
sesuatu yang serba berubah.
Para
pemikir filsafat yunani yang pertama, berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum
terhadap alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban
tas apa ynag ada di belakang semua materi itu.
1. Thales (625-545 SM)
Nama
Thales muncul atas penuturan sejarawanHerodatus pada abad ke-5 SM.
Thales sebagai salah satu dari tujuh orang yang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Filoshopy.juga menjadi penasihat teknis ke-21 kota lonia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM.
Thales berpendapat bahwa dasar pertama atau intisari alam ialah air.[4]
Thales
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula,
sifat dasar dan struktur komposisi daria alam semesta. Sebagai ilmuwan
pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok
soal fisika. Juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan
mengemukakan pendapat, bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya
matahari. Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama
dan juga The Father of Deductive reasoning (bapak penalaran deduktif).
Dalam
sejarah Matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geometri abstrak
yang didasarkan kepada petunjuk pengukur banjir, yang implementasinya
dengan membuktikan dalil-dalil geometri yang salah satunya : bahwa kedua
sudut alas dari suatu segitiga sama kaki adalah sama besarnya.Walaupun
pandangan –pandangan Thales benyak yang kurang jelas, akan tetapi
pendapatnya merupakan percobaan pertama yang masih sanagt sederhana
dengan menggunakan rasio(akal pikiran)[5]
2. Anaximandros (640-546 SM)
Anaximandros
adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusastraan
Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi,sehingga ia sebagai
orang pertama yang membuat peta bumi.ia berhasil memimpin sekelompok
orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yuanani.
Anaximandros mengatakan bahwa dasar pertama itu ialah zat yang tak tertentu sifat-sifatnya, yang dinami to apeiron.adapun
anaximenes (590-528) mengatakan bahwa intisari alam atau dasarnya
pertama adalah udara.karena udaralah ynag meliputi seluruh alam serta
udara pulalah yang menjadikan dasar hidup bagi manusia yang mat
diperlukan oleh nafasnya.[6]
Anaximander
mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada
dengan sendirinya (Mayer,1950:19).anaximander menagatakan itu udara.
Udara merupakan segala sumber kehidupan , demikian alasannya.[7]
3. Pythagoras (± 572-497 SM)
Mengenai
riwayat hidupnya , ia dilahirkan di pulau Samos, Lonia.tanggal dan
tahunnya tidak diketahui pasti. Ia juga tidak meninggalkan
tulisan-tulisan sehingga apa yang perlu diketahui Pythagoras diperlukan
kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles,
Pythagoras pindah ke kota kroton, Italia Selatan karena tidak setuju
dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia
mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun di kroton, kemudian pindah ke
Metapontion dan meninggal di kota ini.
Pemikirannya
, substansi dari semua benda adalah bilangan dan segala gejala alam
merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan
matematis. Bilangan merupakan intisari dasar poko dari sifat-sifat benda (Number rules the universe
= bilangan memerintah jagat raya).pemikirannya tentang bilangan, ia
mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar dari 1 sampai 10 mempunyai
kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu
sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil)
lebih sempurna daripada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas).
Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa tuhan adlah bilangan
tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.[8]
Pythagoras
juga ada sedikit memfilsafatkan manusia, ia mengemukakan pendapat bahwa
pada manusia adalah sesuatu yang bukan jasmani dan yang tak dapat mati,
yang masih terus ada , jika manusia sudah tak ada. Manusia menurut
Pythagoras mempunyai jiwa dan jiwa itu sekarang terhukum dan terkurung
dalam badan. Maka dari itu , manusia harus membershkan diri untuk
melepaskan dirinya dari kurungan dan dengan demikian dapatlah ia masuk
ke dalam kebahagiaan.
Pythagoras
yang mengataka pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu
keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik.
Sehingga ia juga dikenal sebagai ahli ilmu pasti dan juga ahli musik.
Dia berpendapat bahwa keharmonisan dapt tercapai dengan menggabungkan
hal-hal yang berlawanan, seperti :
· Terbatas – tak terbatas
· Ganjil – genap
· Satu – banyak
· Laki-laki – perempuan
· Diam – gerak
· Dan lain-lain
menurut
Pythagoras kearifan yang sesungguhnya hanya dimilki oleh Tuhan saja,
oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai seorang yang arif seperti
Thales, akan tetapi menyebut dirinya philosopos yaitu pencipta
kearifan. Kemudian istilah inilah yang digunakan menjadi philosofia yang
terjemahan harfiah dalah cinta kearifan atau kebjaksanaan sehingga
sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana filsafat dapat
diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (Love of Wisdom).
4. Xenophanes (570 - ? SM)
Xenophanes
lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara ke
Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi penyair dari pada ahli pikir
(filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang
mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat tu. Namanya menjdai
terkenal arena untuk pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa
adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasional)dengan mitos.
Pendapatnya yan termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya antromorfosisme Tuhan-Tuhan,
yaitu Tuhan diganbarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia
selalu memilki kecendrungan berfikir dan lain-lainnya. Ia juga membantah
bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan. Ia juga
menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banayk dan menekankan
atas keeasaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama
yang berdasarkan pada mitologi.[9]
5. Heraclitos (535 – 475 SM)
Heraclitos
lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan
kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia
mendapat julukan si gelap karena untuk menulusuri gerak pemikirannya
sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya , ia mempunyai
kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah mencela
kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang
–orang yang terkemuka di Yunani.
Pemikiran
filsafatnya terkenal dengan filsafat menjdai. Ia mengemukakan bahwa
segala sesuatu (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah.
Sehingga ucapannya yang terkenal : Panta rhei kai uden menci yang
artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tudak satu
orangpun yang dapat masuk ke sungai dua kali. Alsannya, karena air
sungai yang pertama telah mengalir , berganti dengan air yan berada di
belakanganya. Demikian juga dengan segala yang ada, tidak ada yang
tetap, semuanya berubah. Akhirnya dikatakan bahwa hakikat dari segala
sesuatu adalah menjadi, maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.[10]
Menurut
Heraclitos alam semesta ini sealu dalm keadaan berubah , sesuatu yang
dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu
berarti kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita meati menyadari
bahwa kehidupan kosmos itu dinamis. Kosmos itu tidak pernah berhenti
(diam), ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu
menghasilkan perlawanan-perlawanan . itulah sebabnya ia sampai pada
kongkulasi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini
bukanlah baha (stuff)-nya seperti yang dipertanyakan oleh para filosof
yang pertama itu, melainkan prosesnya (Warner, 1961:28). Penyataan
“semua mengalir” berarti semua berubah bukanlah pernayatan yang
sederhana. Implikasi pernyataan tersebut amat hebat. Dan tu mengandung
pengertian bahwa kebenaran seallau berubah, tidak tetap. Pengertian adil
pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4 namun besok dapat juga bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar flsafat sofisme.[11]
Menurut
pendapatnya, di alam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh )
yang disebut sebagai logos ( akal atau semacam wahyu) . logos inilah
yang menguasai sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup
manusia akan selamat sesuai dengan logos[12].
6. Parmenides (540-475 SM)
Parmenides
lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan, Arena. ia
di lahirkan di Elea, maka penganutnya disebut kaum Elea. Kebesarannya
sama dengan kebesaran Heraclitos. Ia lah yang pertama kali memikirkan
tentang hakikat tentang ada (being).
Parmanides adalah
salah seorang tokoh relativusme yang penting. Dikatakan sebagai
logikawan pertama dalam sejarah filsafat, bahkan dapat disebut filosof
pertama dalam pengertian modern. Sistemnya secara keseluruhan
disandarkan pada dedukasi logis, tidak seperti Heraclitos, misalnya,
yang menggunakan metode intuisi. Ternyata plato amat menghargai metode
parmenides itu. Dan Plato lebih banyak mengambil dari Parmenides
dibandingkan dengan dari filosof yang lain pendahulunya.[13]
Ia
berpendapat bahwa hanya pnegetahuan ynag tetap dan umum yang mengenai
yang satu sajlaah (pengetahuan budi) yang dapat dipercaya. Pengetahuan
budi itulah yang dapat dipercayai, kalau ia benar maka sesuailah ia
dengan realitas. sebab itu yang merupakan realitas bukanlah yang berubah
dan bergerak serta beralih dan bermacam-macam, melainkan yang tetap.
Realitas bukanlah yang menjadi melainkan ada. Hal ini berbeda dengan
pendapat Heraclitos yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.
Dalam The way of Truth Parmanides
bertanya: Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas? Bagaimana hal
itu dapat dipahami? ia menjawab : ukurannya ialah logika yang konsisten.
Contoh. Ada 3 cara berfikir tentang Tuhan : pertama ada, kedua tidak
ada, dan ketiga ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (1) tidak
mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena ayng tidak ada
pastilah tidak ada. Yang (3) tidak mungkin karena tidak mungkin Tuhan
itu ada dan sekaligus tidak ada. Jadi, benar-tidaknya suatu pendapat
diukur dengan logika. Disinilah muncul masalah. Bentuk ekstrem
pernyataan itu adalah bahwa ukuran kebenaran adalah akal manusia.[14]
Yang
ada (being) itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan
yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak adalah
tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan adalah
hanyalah yang ada saja sedangkan yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.
Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap dan tidak dapat
dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan
banyak ada, dan itu tidak mungkin.yang ada dijadikan dan tidak dapat
musnah.yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang
kosong , maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
7. Zeno (± 490-430 SM)
Zeno
lahir di Elea , dan murid dari Parmenides. Sebagai murid ia dengan
gigih mepertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi
secara baik sehingga kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar
dialektika.[15]
Menurut
Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika yaitu suatu argumentasi
yang bertitik tolak dari suatu pengandaian ayau hipotesa, dan dari
hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan
penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan oleh Zeno dari hipotesa
yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil, sehingga terbukti
bahwa hipotesa itu salah.
Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesis terhadap melawan gerak :
a. Anak
panah yang dilepaskan dari busurnya sebagi hal yang tidak bergerak,
karena pada setiap saat panah tersebut berhenti di suatu tempat
tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat
pemberhentian yang lain dan seterusnya.. memang dikatakan anak panah
tersebut meleset hingga sampai pada yang dituju, artinya perjalanan anak
panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan
pemberhentian-pemberhentian anak panah.
b. Achilles
si jago lari yang termasyur dalam mitologi Yunanitdak dapat menang
melawan kura0kura, karena kura-kura berangat sebelum Achilles, sehingga
Achileslebih dahulu harus melewati atau mencapai titik dimana dimana
kura-kura berada pada saat ia berangkat.setelah Archles berada pada
suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi seterusnya
sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang akan tetapi
idak pernah habis.
Argumentasi
Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara
logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat
pengertian limit dari seri tak terhingga.
8.
Empedocles (490-435 SM )
Lahir
di Akragos, Pulau Sicilia, ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum
Ptagorean dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang
kedokteran, penyair retorika, politik dan pemikir. Ia menulis karyanya
dalam bentuk puisi , seperti Parmenides.
Dalam
bukunya tentang alam dikatakan oleh Empedocles bahwa sebenarnya tak ada
menjadi dan hilang, ia mengikuti Parmenides. Adapun perbedaan dalam
seluruh keadaan itu tak lain adalah daripada campuran dan penggabungan
unsur-unsur (rizomata) : air. Udara. Api, dan atnah. Keempat unsur
inilah yang merupakan dasar terakhir dari segala sesuatu. Prosese
penggabungan ini terpelihara oleh dua kekuatan yang saling bertentangan,
yaitu cinta dan benci. Karena cinta maka pada mulanya keempt unsur
tersebut tersusun dalam keseimbangan , adapun bencilah yang mencerai
beraikan keseimabangan yang semula itu. Cinta lalu mengambil tindakan
dan mengembalikan yang semula.tetapi dicerai beraikan lagi oleh benci.
Penegtahuan tidak lain daripada proses pergabungan : karena tergabung
dengan tanah, kita tahu akan tanah, tergabung dengan air kta tahu akan
air.
Dengan
demikian, dalam kejadian di alam semesta ini, unsur cinta dan benci
selalu menyertai. Juga, proses penggabungan dan penceraian tersebut
berlaku untuk melahirkan anak-anak makhluk hidup. Sedangakn manusia pun
terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah dan air) juga mengenal akan
empat unsur. Hal ini karena teori pnegenalan yang dikemukakan oleh
Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
9. Anaxagoras (±499-20 SM )
Ia
dilahirkan di kota Klazomenai, Lonia, kemudian menetap di Athena selama
30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di
Athena , dimana dikemudia hari Athena inlah menjadi pusat utana
perkembangan filsafat yunani samapi abad ke 2 SM.
Pemikirannya,
realitas bukanlah satu , akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan
tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian dari materi
yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya
tidak terhingga.
Tentang
terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya saling
terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom
yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak atom (atom yang padat).yang
disebut realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang
mengandung semua benih-benih . di dalam tiap benda mengandung benih.
Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya
bisa melihat benih yang dominan. Misalnya, kita melihat emas ( yang
telihat emas, karena warna kuning yang dominan), walaupun benih-benih
yang lain seperti perak, besi, tembaga terdapat didalamnya[16].
Pemikirannya tentang nus,
bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang
menyebabkan adanya penggabungan dan penceraian, maka Anaxagros
mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Oleh karena ajrannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya perbedaan antara jasmani dan yang rohani.
10. Democritos (460-370 SM)
Ia
lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia
berasal dari keluarga yang kaya raya, maka dengan kekayaannya itu ia
bepergian ke Mesir dan negeri –negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya
ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bernacam-macam masalah
seperti, kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik,
mesin, puisi dan lain-lain. Sehingga ia dipandang sebagai seorang
sarjana yang menguasai banyak bidang.
Pemikirannya,
bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur dan
jumlahnya tak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi
yang sangat tidak dapt dibagi-bagi lagi. Unsur tersebut dikatakan
sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena ini tidak
dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah dan tidak
berkualitas.[17]
Menurut
pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang
yang kosong. Sebab satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu
tempat saja. Sehingga Democratos berpendapat bahwa realitas itu ada dua,
yaitu : atom itu sendiri (yang patuh) dan ruang tempat atom bergerak
(kosong).
Democritos
pun membedakan adanya dua macam pengetahuan, yaitu pengetahuan indera
yang keliru dan pengetahuan budi yang sebenarnya.”ada dua pengetahuan
katanya, pengetahuan yang sebenarnya dan pengetahuan yang tidak
sebenarnya. Adapun yang tidak sebenanya adalah penglihatan, penciuman,
rasa”.[18]
.
[1] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.41-42
[2] Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm.47-48
[3] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm.19
[4] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm.19
[5] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.44-45
[6] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm.19-20
[7] Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm. Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm.48
[8] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.47
[9] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.48-49
[10] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.49-50
[11] Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm. Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm.49
[12]I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm.21
[13] Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm. Prof. DR. Akhmad Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, hlm.49
[15] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.53-54
[16] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm.24
[17] Muzairi, M.Ag, Filsafat Umum, (Yogjakarta: Teras, 2009),hlm.58
[18] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT PEMBANGUNAN,1980),cetakan kelima,hlm. 24
ok, terimakasih danu,keep on fire ya
BalasHapus