Misteri Kematian Alexander Agung[1]
Oleh : Yunda Anugrah Putri
Alexander
Agung dikenal sebagai seorang prajurit brilian dan ahli strategi namun ia juga
terkenal dengan kesombonganya yang sanagt cepat mengubah teman-temannya menjadi
musuh yang berujung dengan peperangan. Ketika ia meninggal pada 323 SM saat
usianya menginjak 32 tahun terdapat dugaan bahwa sang penakluk ini benar benar
dibunuh. Namun bukti yang menunjukan bahwa ia mati karena dibunuh tidak
dijelaskan secara detail, ada pun bukti-bukti lain yang menjelaskan tentang
kematian Alexander tidak dapat dipastikan relevansinya.
Alexander
Agung dilahirkan pada 356 SM di Mecedonia. Alexander lahir dari darah bangsawan
ayahnya adalah Raja Philiph II dan ibunya Ratu Olimpiya, putrid dari raja
Neoptolomeus.[2]
Alexander
menyelesaikan pendidikannya pada tahun 340 SM dan dilanjutkan ke pendidikan
dibidang militer, Alexander sangat cepat naik pangkat dan memimpin Kavaleri
Companion, Ketika ayahnya dibunuh oleh bangsawan dari Mecedonia pada tahun 366
SM ,Alexander langsung menduduki tahta kerajaan dengan dukungan dari para angkatan
militer Alexander berhasil membunuh ahli-ahli waris yang lain sehingga ia
berhasil menjadi raja.
Sejak
saat itu Alexander berangkat untuk menaklukan wilayah-wilayah di Yunani dan
India Yang menjadikan namanya besar karena ia mamu menklukan wilayah yang
sangat banyak. Selain menguasai wilayah Yunani dan India Alexander juga
berhasil membentuk suatu kebudayaan baru dalam waktu yang relative singkat
yaitu budaya Hellenis penggbungan kebudayaan Barat dari Yunani dan kebudayaan
Timur dari India dan Persia.
Alexander
berangka untuk menaklukan Asia pada tahun 324 SM ia telah menaklukan Asia
Kecil, Persia, dan wilayah Babilonia akbat dari penaklukan ini Alexander
mendapatkan banyak musuh. Dalam penaklukannya di wilayah Yunani Alexander
memiliki taktik politik yang sangat luarbiasa ia memanfaatkan stabilitas
politik Yunani pasca perang Pelopenesos dan akhirnya berhasil menaklukan
polis-polis yang kecil. Hingga pada tahun 338 terjadilah perjanjian Corintia yang
menyatakan bahwa polis Sparta dan Athena tunduk dibawah kepemimpina Mecedonia.[3]
Setelah
penaklukan wilayah itu hubungan antar Alexander dan tentara Mecedonia memburuk
karena Alexsander mulai berpihak keada tetara Persia yang akhirnya menimbulkan
kesinisan dari tentara Mecedonia, untuk membuktikan kesetiaan Alexsander
terhadap tentara tentara Mecedonia ia memerintahkan untuk mengeksekusi lebih
dari selusin tentara Persia, namun hal ini tidak dapat memperbaiki hubungannya
dengan dengan tentara Mecedonia diperparah lagi tentara Persia juga marah
terhadap Alexsander. Selanjutnya ia menjadi paranoid dan sering Minum-minuman
keras yang berlebihan dan mulai menuduh teman-temannya juga sekutu-sekutunya
akan melakukan pemberontakan dan penghiantan. Pada bulan Juni tahun 323 SM
Alexsander meninggal dunia setelah menguasai wilayah Punjab di India. Ia dan
pasukannya Merasakan rindu pada Mecedonia karena telah lama berkelana Melakukan
ekspansi penaklukan wilayah-wilayah ia meninggal dalam perjalanan menuju
Mecedonia di wilayah Babilonia,sebelum itu pada bulan Mei Alexsander dilaporkan
mengeluh merasa kurang baik hingga 10 hari kemudian ia demam dan terbaring di
tempat tidurnya.
Banyak
sejarawan percaya kematiannya disebabkan oleh malaria atau typus, namun
beberapa sejaran juga ada yang berpendapat bahwa ia mati Karena keracunan.
Meskipun penyakit ini masuk akal namun perlu dicurigai bahwa gejala ini terjadi
saat sedang ada festival ketika Alexsander berlebihan minum. Pada momen-momen
keramaian itulah kemumgkinan sang Pembunuh
memiliki kesempatan yang sempurana untuk melakukan aksinya ada daftar
panjang individu dengan motif cemburu karena mantan istri,seorang yang haus
kekuasaan atau bahkan kelas bangsawan yang merasa khawatir akan di eksekusi
oleh raja.
[4]Sejarawan
yang percaya akan pembunuhan Alexander menduga bahwa Antipater terlibat
didalmnya. Antipater adalah seorang jendral pengadilan di pengadilan Alexander
dan merupakan orang yang paling diuntungkan jika Alexander meninggal dan yang
paling mnderita jika Alexander tetap hidup, karean Antipater percaya bahwa ia adalah
orang pertama yang akan dibunuh oleh Alexander.
Antipater
tau bahwa jika Alexander mati sebelum waktunya ia akan mendapatkan kekuasaan di
wilayah yunani dan itu lah yang benar-benar terjadi. Setelah kematian Alexander
ia mendapat control kekuasaan di wilayah yunani . namun meskipun Antipater
memilikin sarana,motif dan peluang tetapi tidak pernah ditemukan bukti-bukti
yang mampu membuktikan kematian dai Alexander
Setelah kematian Alexander
polis-polis yunani ingin melepaskan diri ditambah dengan perebutan tahta
Alexander, hingga akirnya mecedonia dibagi menjadi tiga dimana ketiganya
mengembangkan kebudayaan-kebudayaan hellenisme yang telah diwariskan oleh
Alexsander pada saat itu kekuasaan dipegang oleh Antigonius I (382-301)
membentuk kerajaan Asia kecil, Asia Tengah, Mecedonia dan Yunani. Selanjutnya
Seleucus (358-281) berkuasa di Babylonia dan sebuah pulau dekat India,dan
Ptolemy(367-283) yang berkuas
[1] Oleh Yunda Anugrah Putri
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UHAMKA Jakarta tahun 2014
[2] Ahmad Sobirin,Intisari Sejarah Dunia, (Imperium :Yogyakarta),2014
,hlm 105.
[3]
Desvian,Sejarah Eropa 1
,(Mitra Abadi:Jakarta),2014,hlm,,10.
[4]
Op.Cit Ahmad Sobirin,Intisari
Sejarah Dunia,(Imperium:Yogyakarta),2014,hlm 106.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar